CSE

Loading

Rabu, 26 November 2014

MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN KALIMAT YANG EFEKTIF


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada di diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalima tefektif.
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.


B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1.      Apakah  yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2.      Bagaimanakah hakikat dari kalimat efektif ?
3.      Apakah unsur-unsur kalimat efektif?
4.      Bagaimanakah memahami jenis kesalahan dalam menyusun kalimat efektif dan pembetulannya?


C.    Tujuan  Penulisan
Adapun manfaat penulisan adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan informasi kepada pembaca tentang kalimat efektif.
2.      Memberikan informasi kepada pembaca tentang hakikat kalimat efektif.
3.      Memberikan informasi kepada pembaca dalam membuat makalah dengan kalimat yang benar.

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan adalah sebagai berikut:
1.      Dapat menulis makalah ataupun karya ilmiyah dengan baik dan benar.
2.      Dengan kalimat efektif, pembaca dapat mudah memahami maksud dari si penulis.









 BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kajian bahasa, kalimat dianggap primadona. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan kalimatlah seseorang baru dapat mengemukakan hal yang diungkapkannya secara lengkap dan jelas. Oleh karena itu, penting tentunya dalam berkomunikasi deketahui tentang kalimat yang efektif agar komunikasi dapat berlangsung.
1.      Hakikat bahasa
Finoza(209:149) menyatakan kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat intonasinya finanya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap makna ( bermakna berita, perintah atau tanya). Bidang kajian linguistik mencakup empat tataran utama yaitu fonologi, morfologi, sintaksis dan sematik. Semantik merupakan bidang utama karena struktur bahasa tidak akan dapat dikaji tanpa mengaitkannya dengan makna. Oleh sebab itu, semantik dimasukkan sebagai salah satu bidang kajian linguistik.
Kata sintaksis berasal dari syntax yang bersinonim arrange atau menyusun. Bidang sintaksis mengkaji permasalah kalimat. Kalimat adalah susunan terlengkap dalam bahasa.
Menurut Alwi, dkk ( 1998:311) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Keraf mengungkapkan (1991:311) mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), dan tanda seru (!). sementara itu, didalamnya disertakan berbagai tanda baca seperti koma (,) titik dua(:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepdana dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik , tanda tanya, tanda seru melambangkan kesenyapan.
Kridalaksana(1984:83) mengemukakan konsep tentang kalimat sebagai berikut ini.1) Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. 2) klausa bebas menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proporsi yang merupakan gabungan kata, klausa atau satu klausa yang berbentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dsb; 3) konstruksi gramatikal yang terdiri dari satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat itu gabungan dari beberapa kata yang membentuk pengertian baru yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Sebuah katapun dinggap sebuah kalimat jika kata tersebut merupakan jawaban minimal, seruan, salam atau memiliki intonasi final,sebuah kata bila diucapkan dengan intonasi tertentu atau jika dituliskan dengan menggunakan tanda baca tertentu, maka jadilah kata itu sebuah kalimat. Contohnya pergi! (menyuruh mengusir).
Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan gramatikal. Persyaratn ini diantaranya meliputi :
1.      Kelengkapan dan kebenaran susunann kata
2.      Kelengkapan unsur-unsur (SPOK) yang membentuk kalimat.
3.      Sesuai EYD
4.      Ketepatan dan sesuai diksi.
Persyaratan logikal juga harus dipenuhi oleh sebuah kalimat yang baik. Persyaratan ini menyangkutkebenaran dan keberterimaan oleh akal sehat makna yang dikandung kalimat. Sebuah kalimat yang tersusun dengan benar tetapi mengabaikan masalah logika, bukanlah kalimat yang baik demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, jelas ada keterkaitan antara susunan kalimat dengan logika, logika terkait dengan sistematik atau makna.
Tuntunan akan kalimat yang benar secara struktural, logis secara nalar, dan benar secara kimiawi merupakan tuntutan yang mutlak dalam komunikasi resmi dan ilmiah seperti dalam penulisan surat resmi, skripsi, tesis, dll. Jika kalimat yang digunakan tidak baik maka kadar keilmiahan dan keresnian tulisan itu akan berkurang atau mungkin malah hilang.

2.      Hakikat Kalimat Efektif
Kalimat yang benar dan jelas dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan dalam pikiran, pendengaran, atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis atau pembicara.
Razak(1988:2) mengemukakan kalimat efektif adalah yang mampu mewakili gagasan atau pikiran yang disampaikan oleh pengarang sehingga tergambar jelas dalam pikiran pembaca, persis seperti yang disampaikannya.
Manaf (1999:118) memberikan defenisi bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan pikiran atau perasaan penutur atau penulis secara lengkap dan akurat dan dapat dipahami secara mudah dan tepat oleh penyimak atau pembaca.
Pakar lain, Semi(1989:152) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh dan meninggalkan kesan. Selanjutnya, Gani (1999:91) mengemukakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memungkinkan : (a) Pembaca mudah memahami dengan baik dengan cepat pesan, berita, dan amanat yang disampaikan. (b) Pembaca tergerak oleh pesan,berita,dan amanat itu dan (c) Pembaca berbuat sebagaimana pesan,berita, dan amanat tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif merupakan kalimat yang dengan sadar dan sengja disusun sedemikian rupa untuk mencapai daya informasi dengan tepat dan baik. Melalui penggunaaan kalimat efektif, pendengar/pembaca akan mudah menerima dan memahami informasi sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis.
3.      Unsur-unsur Kalimat Efektif
Menurut Gani(1999:92) membuat kalimat menjadi efektif bukanlah pekerjaan mudah sebab ada banyak hal yang harus diperhatikan. Hal-hal tersebut adalah ;
a.       Kebakuan bahasa
b.      Kelengkapan
c.       Kepaduan dan kesatuan
d.      Kepararelan
e.       Ketegasan
f.       Kehematan
g.      Kevariasian
Pakar lain, Manaf (1999:119) menyatakan bahwa ada enam unsur yang membuat kalimat menjadi efektif yaitu apabila kalimat mempunyai :
a.       Ketetapan pilihan kata
Pilihan kata yang tepat merupakan salah satu ciri kalimat efektif. Untuk memilih kata yang tepat diperlukan beberapa pertimbangan
1.      Ketetapan konsep yaitu konsep atau makna kognitif yang dikandung oleh kata harus secara tepat menggambarkan gagasan yang ingin diungkapkan oleh penutur atau penulis.
2.      Ketetapan nilai rasa yaitu kehalusan dan kesopanan kata yang digunakan hendkanya sesuai dengan sifat ujaran. Misalnya, jika kita akan mengungkapkan daya hidup manusia yang baik dapat digunakan kata meninggal, gugur,wafat, dan mangkat bukan mati dan mampus.
3.      Ketetapan konteks yaitu kata yang digunakan dalam kalimat harus sesuai dengan konteks situasi kalmat itu diujarkan.
Dengan demikian pilihan kata dalam kalimat mesti disesuaikan dengan siapa yang diajak bicara, dimana,kapan,apa maslahnya,bagaimana situasinya,dab medianya apa. Pilihan kata dalam pembicaraan situasi resmi, berbeda dengan pilihan kata dalam pembicaraan situasi santai.
b.      Ketetapan tata bahasa
Ketetapan tata bahasa merupakan syarat penting keefektifan sebuah kalimat. Ketetapan bahasa itu mencakup tata intrakata, dan tata antarkata. Dalam membentuk kalimat efektif tata kata yang perlu diperhatikan adalah ketapatan kelas katanya, ketepatan moefemnya, dan ketepatan penggabungan morfemnya.
Morfem itu mencakup morfem bebas dan morfem terikat. Morfem beba berupa kata yang bisa berdiri sendiri, sedangkan morfem terikat itu berupa afiks yang menccakupi prifeks, infiks, sufiks, simulfiks, dan konfiks. Penggunaan kelas kata,aniks harus tepat dan dapat diterima penyimak atau pembaca. Sebaliknya, kesalahan penerapan kaidah morfologis itu membuat kalimat tidak efektif.
Ketepatan letak setiap unsur sangat berpengaruh terhadap keefektifan kalimat. Unsur yang berupa sintaksis yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan perlu ditata sedemikian rupa, sehingga kalimat itu dapat mengungkapkan gagasan secara lengkap dan akurat. Penyusunan kalimat yang menyalahi kaidah tata bahasa membuat kalimat sulit dipahami bahkan menimbulkan salah tafsir.
Disamping itu, penggunaan preposisi dan konjungsi juga sangat menentukan keefektifan kalimat.
c.       Kekompleksitasan dan struktur kalimat
Kalimat yang terlalu kompleks dan terlau berbelit-belit mengakibatkan kalimat itu susah dipahami. Struktur kalimat yang berbelit-belit membuat pikiran penyimak tersita untuk mengotak-atik struktur kalimat agar kalimat itu dapat dipahami. Akibatnya, gagasan dalam kalimat itu tercecer, baik itu kalimat yang terlalu kompleks maupun yang strukturnya berbelit-belit banyak menyita waktu, meletihkan dan membosankan penyimak atau pembaca. Untuk mengatasi itu, kaidah morfologi dan sintaksis harus diperhatikan dalam menyusun kalimat. Disamping itu perlu ditata secara runtun gagasan pokok dan gagasan penjelas dalam sebuah kalimat. Dengan kata lain, pola penempatan ide dalam kalimat hendaknya runtun dan padu.
d.      Kecukupan unsur kalimat.
Kecukupan unsur kalimat sangat berpengaruh terhadap keefektifan sebuah kalimat, sehingga  dapat dipahami secara mudah dan tepat. Sebaliknya kalimat yang tidak cukup unsurnya cenderung akan sulit dipahami. Manaf mengemukakan bahwa cakupan unsur kalimat ini meliput ikata,fungsi sintaksis,dan tanda baca. Kata tugas itu mencakupi verba,nomina,adjektiva,adverbial,dan artikula. Fungsi sintaksis itu mencakup subjek, prediket, objek, dan pelengkap. Jadi kalimat efektif harus memiliki struktur yang jelas, tidak berbelit-belit, terurai dalam kalimat sedehana dan mudah dimngerti.

e.       Unsur yang mubazir.
kehadiran unsur yang mubazir dalam kalimat mengakibatkan kalimat tidak efektif. Kehadiran unsur ini mengakibatkan struktur kalimat menjadi panjang, yang dapat mengakibatkan gagasan kalimat tidak dapat segera dipahami.
Struktur kalimat dianggap mubazir apabila unsur itu ada tetapi tidak mempunyai makna atau fungsi apapun.  Jadi, hal yang paling dipantangkan dalam kalimat efektif adalah pemborosan kata atau kata yang mubazir, misalnya terdapat dua buah kata yang sebenarnyamemiliki makna atau fungsi yang sama, sperti dalam para ibu-ibu.

f.       Ketetapan lafal  (dalam bahasa lain).
lafal mempunyai peranan penting dalam bahasa lisan. Lafal yang tepat membuat kalimat mudah dan dapat dipahami secara tepat. Sebaliknya, lafal yang tidak tepat membuat kalimat sulit dipahami. Kesalahan lafal juga dapat menimbulkan salah tafsir, misalnya dalam kalimat, “ Karena pengaruh TV banyak anak kampung yang bergaya kota”.
            Kalimat diatas tidak efektif karena lafal yang tidak tepat, kalimat tersebut tidak efektif karena penggunaan vokal akhir terbuka diglotalkan, shingga kata kota menjadi kotak. Kesalahan lafal mengakibatkan perubahan makna katayang sangat kontras sehingga makna kalimat menjadi rancu, misalnya kafan dilafalkan kapan, teras(e lemah) dilafalkan menjadi teras (e keras), atau folio dilafalkan menjadi polio,dan sebagainya.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bahasa yang kita digunakan itu seharusnya dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalima tefektif.

Saran
Agar dapat memperlancar komunikasi antar pembaca dengan penulis dengan menggunakan kalimat efektif. Dan pembaca dapat mudah memahami sasaran yang dituju oleh penulis.








DAFTAR PUSTAKA
Emidar ,Ermanto. 2010.Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.Padang:UNP Press.
Yulianti, Upit. 2011.Ragangan(handout)Perkuliahan.Gunung.Pangilun: STKIP PGRI Gunung Pangilun.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar